Biomaterial
A. Ceramic
Biomaterials
Biomaterial
memainkan peranan penting dalam banyak aspek pada pencegahan dan terapi pada
dunia kesehatan. Mereka memainkan peran yang penting dalam pengembangan dari
alat-alat kesehatan, prostheses, pendistribusi obat (drug delivery system), teknik diagnostik., perbaikan jaringan (tissue) dan replacement technology. Karena memiliki potensial yang besar dalam
peningkatan kualitas hidup, biomaterial merupakan fokus utama pada bidang riset
/ penelitian di seluruh dunia. Definisi dari biomaterial amatlah banyak, ada
beberapa definisinya, antara lain:
1. Biomaterial
menurut Black adalah material pasif yang digunakan dalam dunia kesehatan, yang
akan diinteraksikan dengan sistem biologi.
2. Menurut
William adalah material yang digunakan pada sistem biologi untuk mengevaluasi,
mengobati, atau mengganti sel-sel, organ, atau fungsi tubuh.
3. Menurut
Park dan Bronzio adalah material sintetis yang digunakan untuk mengganti bagian
sistem atau fungsi tubuh yang dihubungkan langsung dengan sel-sel hidup.
Biomaterial secara umum
dapat diartikan sebagai material yang ditanam di dalam tubuh manusia untuk
pengganti jaringan atau organ tubuh yang terserang penyakit ataupun yang rusak
atau cacat.
Biomaterial memiliki
banyak fungsi, seperti pada aplikasi dental, katup jantung, lapisan hidroksi
apatite pada implan pangkal paha dan sebagai pendistribusi obat yaitu
konstruksi dengan produk impregnated pharmaceutical sehingga dapat
memperpanjang waktu pendistribusian obat ke dalam tubuh. Biomaterial sendiri
diklasifikasikan menjadi 4, yaitu:
1.
Biomaterial logam
Pada saat ini,
biomaterial logam yang banyak diteliti ddan dikembangkan adalah biomaterial
logam mampu luruh. Biomaterial logam mampu luruh merupakan paduan logam yang
ditanamkan ke dalam jaringan tubuh yang diharapkan mampu terdegradasi secara
alami karena keberadaannya tidak diperlukan secara permanen dalam tubuh,
contohnya seperti stent jantung. Sejauh ini telah dikembangkan dua jenis
biomaterial logam yaitu paduan magnesium dan paduan besi.
2.
Biomaterial polimer (biopolymer)
Selulosa dan starch,
protein dan petida, serta DNA dan RNA adalah contoh dari biopolimer yang
diproduksi oleh organisme hidup, dimana unit monomernya adalah gula, asam amino
dan nukleotida. Selulosa adalah biopolimer yang paling umum dan juga merupakan
senyawa organik yang paling banyak di bumi.
3.
Biomaterial keramik (bioceramic)
Ini merupakan fokus
pembahasan pada paper, dimana keramik dikenal sebagai sintesis anorganik,
solid, material kristalin. Keramik yang digunakan sebagai biomaterial untuk
mengisi cacat pada gigi atau tulang, untuk melengkapi grafit tulang, patahan,
atau prostheses pada tulang dan untuk menggantikan jaringan yang rusak disebut
biokeramik. Biokeramik harus memiliki sifat biokompatibilitas yang tinggi dan antithrombogenic, harus tidak beracun,
tidak beralergi, tidak memiliki sifat karsinogen atau tetratogen dan tahan
lama. Biokeramik dapat diklasifikasikan menjadi 3 grup, yaitu: bioinert
keramik, bioaktif keramik dan bioresorbable keramik.
4. Biomaterial komposit
Merupakan kombinasi
material yang direkayasa untuk mendapatkan sifat-sifat yang diinginkan dalam
memenuhi kriteria sebagai biomaterial.
Berikut ini merupakan kelebihan dan
kekurangan serta aplikasi dari masing-masing jenis material:
Material
|
Kelebihan
|
Kekurangan
|
Contoh
|
Logam
|
Kuat,
tangguh, ductile
|
Dapat
terkorosi, berat jenis besar, proses pembuatannya sulit
|
Tulang
sendi, akar gigi buatan, pelat dan sekrup tulang
|
Polimer
|
Kenyal,
mudah diproduksi
|
Tidak kuat, mudah
terdeformasi, dapat terdegradasi
|
Benang
bedah, pembuluh darah, sel-sel yang halus, sendi pinggul
|
Keramik
|
Biokompatibilitas
tinggi
|
Rapuh, tidak
kenyal, tidak kuat ditekan
|
Gigi buatan
dan tulang buatan
|
Komposit
|
Kuat, dapat
disesuaikan bentuknya
|
Proses
pembuatannya sulit
|
Bone cement,
dental resin
|
B.
Biokeramik
Keramik adalah material
logam dan non logam yang memiliki ikatan atom ionik atau ikatan ionik dan
ikatan kovalen. Sedangkan pengertian biokeramik adalah keramik yang digunakan
untuk kesehatan tubuh dan gigi pada manusia (Billote, 2003). Sifat biokeramik
antara lain tidak beracun, tidak mengandung zat karsinogenik, tidak menyebabkan
alergi, tidak menyebabkan radang, memiliki biokompatibilitas yang baik dan
tahan lama.
Kelebihan biokeramik
adalah biokeramik memiliki biokompatibilitas yang baik dengan sel-sel tubuh
dibandingkan dengan biomaterial polimer atau logam (Billote, 2003). Oleh karena
itu, biokeramik digunakan untuk tulang, persendian, dan gigi (Billote, 2003).
Biokeramik juga digunakan untuk melapisi biomaterial logam (Desai et. al,
2008). Selain itu, biokeramik juga digunakan sebagai penguat komponen komposit,
dengan menggabungkan kedua sifat material menjadi material baru yang memiliki
sifat mekanis dan biokompatibilitas yang baik. Struktur keramik juga dapat
dimodifikasi dengan tulang alami dengan tingkat porositas yang beragam (Hench
dan Wilson, 1993). Biokeramik juga memiliki kelemahan, antara lain sangat
rapuh, kekuatan rendah, dan kerap dipandang material yang lemah. Biokeramik
dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1.
Bioaktif keramik
Bioaktif keramik
memiliki stabilitas kimia yang tinggi dalam tubuh dan ketika diimplan pada
tulang yang hidup dapat berinkorporasi pada jaringan tulang mengikuti pola dari
kontak osteogenesis. Dengan kata lain,
bioaktif keramik memiliki sifat osteoconduction dan kapabilitas untuk berikatan
kimia dengan jaringan tulang yang hidup. Kekuatan mekanis dari bioaktif keramik
umumnya lebih rendah dibandingkan bioinert keramik. Contoh materialnya adalah hidroksi apatite, bio–glass, A-W glass.
Contoh aplikasinya untuk pelapisan pada metal bone implants dan sebagai fillers pada dental implants.
2.
Bioinert keramik
Bioinert keramik
seperti namanya menghasilkan minimal respon pada tubuh. Bioinert keramik tidak
menyebabkan perubahan baik dari segi kimia maupun fisik dalam tubuh. Sel
membetuk kapsul serabut yang tidak menempel pada sekitar implan. Implan ini
memiliki kekuatan kompresi yang tinggi, ketahanan aus yang tinggi dan
bioinertness. Contoh materialnya adalah Alumina (Al2O3), Zirconia (ZrO2) dan pyrolytic carbon. Contoh aplikasinya femoral head in hip replacements dan dental implants.
3.
Bioresorable keramik
Bioresorable keramik
dapat diserap dalam tubuh dan tergantikan oleh tulang pada jaringan tulang.
Pola dari inkorporasinya pada jaringan tulang sama dengan kontak osteogenesis
walaupun antarmuka antara bioresorable keramik dengan tulang tidak stabil.
Contoh materialnya adalah β-tricalsium fosfat, hidroksi apatite, karbonat,
kalsium karbonat. Contoh aplikasinya untuk perbaikan tulang.
C.
Alumina
(Al2O3)
Sejak abad ke-17, lebih
dari 2,5 juta implant femoral heads diciptakan dengan lebih dari 3000 implan
yang sukses diaplikasikan sejak tahun 1987 dibawah pengawasan FDA (Food and
Drug Administration). Alumina dengan kemurnian tinggi (>99,5%), biasa
digunakan pada tulang (femoral head, bone screws dan bone plate, pelapisan porous untuk
femoral stems, porous spacers,
knee prosthesis) dan gigi (crowns dan bridges). Hal ini karena alumina memiliki
sifat-sifat, seperti:
- Ketahanan korosi sangat baik.
- Biokompatibilitas baik.
- Ketahanan aus tinggi.
- Ketahanan retak tinggi.
Sifat (properties)
Alumina (Al₂O₃)
|
Alumina Komersial Berkadar Tinggi
|
Standard ISO 6474
|
Standard ISO terbaru
|
Kadar
Alumina
|
>99,7
|
> 99,51
|
-
|
Kadar Aditif
|
<0,02
|
<0,1
|
-
|
Densitas
|
3,98
|
-
|
>3,94
|
Ukuran butir
rata-rata
|
3,6
|
<7
|
<4,5
|
Kekerasan
(HV)
|
2400
|
>2000
|
-
|
Bending
Strength (Mpa)
|
595
|
>400
|
>450
|
Sifat mekanik alumina tergantung pada
ukuran butir (densitas), misalnya pada persentase aditif. Dimensi butir >7
µm dapat menyebabkan menurunnya sifat mekanik sebesar ± 20 %. Sedangkan
kriteria yang diharapkan adalah butir berukuran < 4 µm dan kemurnian >
99,7 %.
Sifat Al₂O₃ lainnya
|
Kekasaran
permukaan akhir (µ) 0,02
|
Compressive Strength (MPa)
4000-4500
|
Modulus
Young (GPa)
380-420
|
Fracture Toughnessn (MN/m⅗) 4,0-6,0
|
Implant Strength (Nc n/cm²) 40-50
|
D.
Contoh
proses produksi (komponen hip joint)
Produksi komponen
sambungan persendian (hip joint) berdasarkan standar DIN 58 835, ASTM F603-83 dan
ISO 6474 mengggunakan femoral ball head yang terbuat dari keramik alumina
(Al2O3) dengan kemurnian tinggi yang didoping oleh magnesium okisda (MgO).
Untuk tujuan ini, bola dengan conical bore dihubungkan ke stem dengan suatu
taper fitting (metal cone). Ukuran ball head distandardisasi dengan diameter
22-56 mm.
Produksi biokeramik pada dasarnya sama
dengan memproduksi keramik rekayasa (engineering ceramics) kualitas tinggi,
yang melibatkan beberapa tahapan:
1. Persiapan Bahan Baku
Untuk memenuhi FDA (Food
& Drug Administration), sebelum pemrosesan keramik, bahan baku harus
melalui pemeriksaan / pengujian dengan sangat teliti mengenai kemurnian
kimiawi, batasan ppm, specific surface, dan distribusi ukuran butir.
2. Pembentukan
Keramik ball heads diproduksi dari silinder yang
di-press secara uni-aksial. Conical bore
dan bentuk dari ball head dibentuk
melalui proses machining. Pemrosesan
material ini fleksibel dan jumlah impurities akan dikurangi sampai tingkat
terendah.
3. Firing
Firing
material dilakukan pada suatu furnace di atas 1500ºC. Karena tekanan parsial O2
tinggi, dan masih adanya pengaruh dari impurities,
maka warna yang dihasilkan oleh medical
grade alumina kualitas tinggi bukanlah putih, melainkan berwarna seperti
gading Namun, sterilisasi dengan menggunakan sinar gamma, warna yang awalnya
seperti gading berubah menjadi coklat muda yang merupakan tanda dari material
kualitas tinggi. Setelah pengujian densitas dan grain size, ball head
siap dilakukan proses machining.
4. Machining
Ball
head dituntut untuk memiliki toleransi
bentuk dan dimensi. Beban fracture
dari ball head tergantung dari
kualitas cone yang digunakan untuk tapper
fitting pada femoral ball head
dengan metal stem. Hip joint
merupakan persendian antara ball dan socket yang diberi pelumas berupa fluida synovial. Beberapa tuntutan hanya dapat
dipenuhi jika ball head dilakukan grinding dengan diamond tools dan pemolesan (polishing)
dengan suspensi diamond.
5. Kontrol mutu
Inspeksi ball head pada tahapan akhir ini untuk
memenuhi rekomendasi GMP yang berhubungan dengan spesifikasi standar nasional
dan internasional, terutama ISO 9001 dan spesifikasi pengujian customer. Tahapan control mutu ini
meliputi pengawasan kualitas secara komprehansif, meliputi:
1. Crack
dan porositas menggunakan metode penetrasi dengan keefektifan tinggi.
2. Verifikasi
dimensi yang telah ditentukan dari cone dan spherisitas.
3. Inspeksi
visual.
E.
Keuntungan
menggunakan alumina
1. Akibat
energi permukaan yang tinggi, memudahkan dalam pencapaian permukaan yang sangat
halus.
2. Dengan
sifatnya yang bioinert, alumina memiliki biokompatibilitas yang tinggi.
3. Dengan
permukaan yang datar (tidak) menonjol keluar, hanya berorder 0,01 µm.
4. Koefisien
gesekan pada sambungan semakin menurun seiring dengan berjalannya waktu bila
dibandingkan dengan natural joint.
5. Karena
adanya penyerapan oleh molekul biologis, suatu lapisan seperti cairan dapat
terbentuk, sehingga dapat memberikan pelumasan pada komponen, dengan mengurangi
kontak langsung dari dua permukaan.
F.
Kerugian
menggunakan alumina
1. Dapat
terjadi failure (kegagalan) pada interface.
2. Gesekan
dan keausan dari dua permukaan dapat dipicu oleh pergerakan komponen
acetabular.
Komentar
Posting Komentar